Greenpeace Mencegah Pengapalan Minyak Kelapa Sawit Sebelum Meninggalkan Indonesia

November 11, 2008 at 11:50 am Tinggalkan komentar

greenpeace_dumai

Dumai, Indonesia — Aktivis Greenpeace pagi ini mencegah pengapalan minyak sawit sebelum menuju Eropa dari Dumai, pelabuhan utama bagi ekspor minyak kelapa sawit dari Indonesia, sebagai protes terus berlangsungnya pengrusakan hutan Indonesia.

Sebelumnya, para aktivis juga menuliskan kata-kata “Forest Crime” atau “Kejahatan Hutan” pada lambung tiga kapal bermuatan minyak kelapa sawit dan sebuah tongkang yang penuh dengan kayu bulat di pelabuhan. Salah satu aktivis Greenpeace mengunci dirinya pada rantai jangkar dari kapal Gran Couva yang memuat minyak kelapa sawit milik Grup Wilmar sebelum berangkat meninggalkan Indonesia menuju Belanda.

“Hari ini Greenpeace melakukan aksi untuk menyoroti buruknya dampak yang ditimbulkan oleh industri kelapa sawit dan industri penebangan terhadap ekosistem lahan gambut dan hutan Indonesia serta terhadap iklim global,” kata Bustar Maitar, Juru Kampanye Hutan Greenpeace Asia Tenggara. “Memenuhi permintaan minyak kelapa sawit dan komoditi lain bisa tetap berlangsung tanpa merusak hutan dan perusahaan seperti Wilmar harus mendukung seruan industri dan pemerintah daerah untuk penghentian sementara penebangan.”

Dalam pelayaran “Hutan untuk Iklim” kapal Esperanza di Indonesia, Greenpeace telah mengumpulkan bukti-bukti baru konversi hutan besar-besaran di Propinsi Papua untuk perkebunan kelapa sawit di konsesi Sinar Mas dekat Jayapura. Greenpeace juga menemukan pembukaan hutan baru pada hutan gambut di Riau.

Konversi hutan dan lahan gambut yang demikian pesat untuk perkebunan kelapa sawit dan bahan bubur kertas merupakan pendorong deforestasi terbesar di Indonesia. Karbon yang dilepaskan oleh kegiatan ini membuat Indonesia menjadi peng-emisi gas rumah kaca ketiga terbesar di dunia. Sebagian besar ekspor minyak kelapa sawit dari Indonesia bertujuan ke Cina, Eropa dan India.

“Hutan Indonesia lebih bernilai bila dibiarkan pada tempatnya daripada diekspor sebagai kayu bulat dan minyak kelapa sawit,” kata Bustar. “Sangat penting untuk melindungi hutan Indonesia dari perluasan perkebunan kelapa sawit dan industri kertas untuk memerangi dampak perubahan iklim, mengentikan hilangnya keanekaragaman hayati dan melindungi kehidupan masyarakat yang bergantung pada hutan. Ini berarti harus segera diberlakukan jeda tebang dan dimulainya pendanaan internasional melalui Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk melindungi hutan.”

Kapal Esperanza, memulai bagian Indonesia dari pelayaran “Hutan untuk Iklim” pada tanggal 6 Oktober di Jayapura, untuk menyoroti kerusakan yang berlangsung terus menerus di hutan terakhir yang tersisa di Asia Tenggara.

Foto kegiatan bisa dilihat di sini : Album Greenpeace in Dumai

Katakan Kepada Presiden Indonesia!

Entry filed under: Green News. Tags: , , , .

Sony Ericsson Siapkan Ponsel Kamera 20 MP Kompetisi Video ‘let’s do the right things!’

Tinggalkan komentar

Trackback this post  |  Subscribe to the comments via RSS Feed


feed

Testimonial

Selamat datang di BeritaBaik. Semoga blog ini bermanfaat untuk Anda.

Silahkan berkunjung ke Griya Maya saya yang baru : YudhaKaryadi.com
Yudha Karyadi

Hot News

Photobucket

Download e-book Membongkar Gurita Cikeas di Griya Knowledge.

Archives

Kategori

Statistics

Visitors

  • 107.986 person

Sponsors