Potret Buram Mahasiswa Indonesia

Menjelang kenaikan BBM akhir minggu ini di televisi maupun media massa kita sering menyaksikan demo yang dilakukan oleh mahasiswa di berbagai daerah yang menuntut pemerintah agar tidak menaikkan harga BBM. Ya, kenaikan BBM merupakan kado special 100 tahun kebangkitan bangsa Indonesia. Presiden SBY yang sempat mengeluarkan pernyataan untuk tidak menaikkan harga BBM terpaksa harus menelan ludahnya sendiri karena tidak kuasa menahan lajunya harga minyak dunia yang mencapai $130 per barrel.

Lalu, apa yang salah dengan demo yang dilakukan oleh rekan-rekan mahasiswa? Tidak ada yang salah, malahan itu merupakan penyampaian aspirasi yang menjadi bagian dari proses demokrasi itu sendiri. Akan tetapi, dalam kenyataannya emosi lebih unggul bermain daripada aspirasi hati nurani sehingga menyebabkan penyampaian aspirasi berubah menjadi tindakan anarki.

Heran melihat tingkah laku mahasiswa negeri ini yang selalu bertindak anarki. Kalo kita lihat tidak ada atau bisa dikatakan jarang demo yang berakhir tanpa tindakan anarki. Penyampaian aspirasi boleh saja, silahkan, bahkan pemerintahpun memberi kesempatan kepada siapa saja untuk menyampaikan aspirasinya. Aksi lempar batu, dorong-dorongan dengan aparat, blokir jalan dan membakar ban serta merubuhkan pagar sudah menjadi ciri khas demo mahasiswa. Bahkan yang baru saja terjadi, demo yang dilakukan oleh mahasiswa Universitas Nasional sampai melempar aparat dengan bom molotov.

Kenapa bisa perilaku penerus bangsa menjadi sebiadab ini? Kalau kita lihat dan kita renungkan lingkunganlah yang membuat mereka menjadi seperti ini. Manusia yang senang melihat darah orang lain. Manusia yang senang melihat orang lain menderita. Manusia yang tidak punya rasa kasih sayang kepada sesama. Harus bagaimanakah bangsa ini agar segera sadar dan bangkit dari mimpi indah yang selama ini digembor-gemborkan? Masa lalu telah membutakan mata kita, masa lalu telah membuat kita kerdil dan tak mau berusaha. Indonesia zamrud khatulistiwa, Indonesia macan Asia, Indonesia kaya akan sumber daya alam dan masih banyak hal lain yang membuat kita terlena dan terbang tinggi ke angkasa.

Sudah saatnya bangsa ini berbenah diri, menata hati, merancang visi dan misi yang lebih rasional dan faktual dengan keadaan saat ini. Sejarah merupakan pelajaran hidup yang berarti, namun sejarah jangan sampai membelenggu pola pikir kita. Penyampaian aspirasi yang santun dan tertib bukan merupakan hal yang mustahil malahan kalau hal ini bisa terwujud akan membuat orang simpati dan mendukung aspirasi yang kita suarakan. Polisi bukanlah alat penghalau massa, bukan juga pagar yang membentengi pejabat dengan rakyat. Polisi juga manusia yang punya batas kesabaran dalam menghadapi suatu masalah.

Sampaikanlah aspirasi karena itu merupakan bagian dari pendewasaan demokrasi di negeri ini…